Selasa, 03 April 2012

PEMBELAJARAN TEMATIK

NAMA : HUSNUL KHOTIMAH
NIM     : 210609012
KELAS  : PG.A


BAB I
PENDAHULUAN

Siswasiswi pada madrasah ibtidaiyah atau sekolah dasar pada kelas satu, dua,dan tiga termasuk pada rentangan usia dini yang seluruh aspek perkembangan kecerdasan (IQ, EQ, dan SQ) tumbuh dan berkembang sangat luar biasa. Pada umumnya tingkat perkembangannya tersebut masih memandang bahwa segala sesuatu itu sebagai keutuhan (holistik) dan mampu memahami hubungan antara konsep secara sederhana. Proses pembelajarannya masih  tergantung pada objek-objek kongkrit dan pengalaman yang dialami siswa-siswi secara langsung.
Pada pembelajaran tematik menawarkan model-model pembelajaran yang menjadikan aktivitas pembelajaran itu relevan dan penuh makna bagi siswa-siswi, baik aktivitas formal maupun informal, meliputi pembelajaran inquiri secara aktif sampai dengan penyerapan pengetahuan dan fakta secara pasif, dengan memberdayakan pengetahuan dan pengalaman siswa-siswi untuk membantunya mengerti dan memahami dunia kehidupannya. Cara pengemasan pengalaman belajar yang dirancang oleh guru yang demikian akan sangat berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman siswa-siswi dan menjadikan proses pembelajaran lebih efektif dan menarik. Kaitan konseptual yang dipelajari dengan isi bidang studi lain yang relevan akan membentuk skemata, sehingga akan diperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Perolehan keutuhan belajar pengetahuan, dan kebulatan pandangan tentang kehidupan dan dunia nyata hanya dapat direfleksikan melalui pembelajaran terpadu.            
















BAB II
                                                        PEMBAHASAN
MATERI POKOK  DALAM SATU TEMA PEMBELAJARAN

A.     Tema dan Esensi Bidang Studi
Menyusun materi pokok dalam satu tema pembelajaran merupakan langkah lanjutan setelah pemahaman terhadap kompetensi dasar dan indikator serta proses pembuatan jaringan tema. Dalam penyusunan materi pokok ini, ada dua komponen yang terlibat didalamnya, yaitu tema dan esensi bidang studi.
Mengingat model pembelajaran yang dikembangkan adalah model webbed, maka pembahasan dan pemilihan tema menjadi hal mendasar yang harus dikuasai oleh guru. Tema menjadi titik tolak dalam merancang sebuah pembelajaran tematik. Hanya saja pembahasan tentang teknik penentuan tema dan segala hal yang berkaitan dengannya telah dibahas pada paket-paket sebelumnya, maka uraian materi pada paket ini tidak akan secara detail membahas persoalan tersebut. Pembahasan tema pada paket ini lebih ditekankan pada keterkaitannya dengan esensi bidang studi untuk menyusun materi-materi pokok yang digunakan dalam pembelajaran.
Untuk dapat menyusun materi pokok dalam pembelajaran tematik, setidaknya ada dua hal yang harus dipahami oleh guru. Kedua hal tersebut adalah :
1.        Memahami esensi dan karakteristik masing-masing bidang studi.
Memahami esensi dan karakteristik masing-masing bidang studi terkait dengan ruang lingkup dan aspek-aspek mendasar yang dimiliki oleh nasing-masing bidang studi. Pemahaman terhadap hal tersebut akan mempermudah dalam melakukan pemetaan materi yang akan dijaring dalam sebuah tema. Bidang studi Bahasa Indonesia misalnya, terdiri atas aspek menulis, membaca, mendengarkan, berbicara, dan apresiasi sastra. Sementara bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) mencakup dua hal, bekerja secara ilmiah dan pemahaman konsep serta penerapannya. Bekerja secara ilmiah terdiri dari : penyelidikan/penelitian, berkomunikasi ilmiah, pengembangan kreativitas, pemecahan masalah, sikap dan nilai ilmiah. Sementara pemahaman konsep dan penerapannya meliputi hal-hal berikut : makhluk hidup dan proses kehidupan, materi dan perubahannya, energi dan sifatnya, bumi dan alam semesta, pengetahuan alam, lingkungan, teknologi, dan masyarakat. Selain mempermudah dalam pemetaan materi yang akan dijaring dalam suatu tema, pemahaman terhadap esensi dan karakteristik bidang studi juga akan sangat membantu dalam mengembangkan alat-alat dan rubrik-rubrik penilaian serta langkah-langkah pembelajaran pada umumnya.

2.      Memahami kurikulim hasil belajar dengan melakukan identifikasi dan pemetaannya.
Memahami kurikulum hasil belajar dititik beratkan pada pemahaman terhadap unsur-unsur kompetensi dasar, indikator, dan materi pokok yang terdapat pada masing-masing bidang studi sebagaimana tercantum dalam kurikulum. Ketiga hal tersebut (kompetensi dasar, indikator, dan materi pokok) perlu diidentifikasi dan dipetakan sedemikian rupa untuk kemudian dipilih berdasarkan tema yang telah disepakati oleh guru dan siswa-siswi.

B.      Teknik Menyusun Materi Pokok dalam Tema Pembelajaran
Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, penyusunan materi pokok   dalam satu tema pembelajaran diawali dengan pemahaman terhadap esensi dan karakteristik masing-masing bidang studi dan serta pemahaman terhadap kurikulum hasil belajar. Setelah melalui kedua proses tersebut, maka langkah berikutnya adalah memilah-milah kompetensi dasar dan indikator-indikator ke dalam tema-tema yang ada. Terkait dengan kegiatan mencari keterhubungan antara indikator-indikator dengan tema, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :
·         Jangan sampai ada kompetensi dasar dan indikator yang terlewatkan.
·         Tema dan sumber belajar yang digunakan harus benar-benar kontekstual dan aktual.
·         Materi-materi yang akan disajikan dalam satu tema pembelajaran harus mempertimbangkan aspek-aspek ; karakteristik dan tingkat kecerdasan siswa-siswi yang beragam dan pelayanan bagi semua siswa-siswi.
·         Tema dan materi pokok yang disusun di dalamnya harus membentuk keterpaduan yang bersifat komunikatif dan tidak dipaksakan.
·         Memperhatikan efisiensi waktu, sumber belajar, sarana dan pengalaman belajar siswa-siswi.

Selain kelima hal tersebut, dalam menyusun materi-materi dalam satu tema pembelajaran harus mempertimbangkan hal-hal sebagai beikut :
·         Materi dipilih berdasarkan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai.
·         Tingkat keluasan dan kedalaman materi disesuaikan dengan karakteristik siswa-siswi.
·         Penataan materi disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran, misalnya hierarkis prosedural, kronologis, dan/atau spiral.
·         Kemungkinan tidaknya keluasan dan kedalaman materi dapat dicapai dalam waktu yang telah disediakan.
·         Menyajikan materi ajar berkaitan langsung dengan kehidupan sehari-hari siswa-siswi.
·         Pilihlah materi ajar yang dapat diterapkan, dimanfaatkan atau difungsikan siswa-siswi dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk mempermudah pemahaman teknik penyusunan materi pokok dalam satu tema pembelajaran, berikut ini akan dipaparkan contoh penyusunan materi pokok yang diawali dengan pembuatan jaringan tema. Perhatikan jaringan tema di bawah ini yang menghubungkan beberapa mata pelajaran (Matematika, Bahasa Indonesia, IPS, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan, IPA, Seni Budaya dan Ketrampilan, serta Kewarganegaraan) dengan tema lingkungan.                     







                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                    

Dari jaringan tersebut di atas, kemudian disusun matrei pokok pembelajaran sebagai berikut :
1.      Bilangan (Matematika)
2.      Bunyi bahasa (B.Indonesia)
3.      Perkenalan diri (B.Indonesia)
4.      Silsilah keluarga (B.Indonesia)
5.      Pengenalan benda (IPA)
6.      Toleransi kehidupan antar umat beragama (PPKn)
7.      Identitas diri (IPS)
8.      Unsur-unsur seni rupa (Seni, Budaya dan Ketrampilan)
9.      Seni tari (Seni, Budaya dan Ketrampilan)
10.  Menggambar bentuk (Seni, Budaya dan Ketrampilan)
11.  Atletik (Pendidikan jasmani, Olahraga dan Kesehatan)
12.  Senam irama (Pendidikan jasmani, Olahraga dan Kesehatan)




BAB III
KESIMPULAN

Jadi, dari uraian materi di atas, maka dapat disimpulkan; untuk dapat menyusun materi pokok dalam pembelajaran tematik, setidaknya guru memahami : (1) esensi dan karaktristik masing-masing bidang studi , dan (2) kurikulim hasil belajar dengan melakukan identifikasi dan pemetaannya.
Penyusunan materi-materi dalam satu tema pembelajaran harus mempertimbangkan hal-hal : (1) Materi dipilih berdasarkan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai, (2) tingkat keluasan dan kedalaman materi disesuaikan karakteristik mata pelajaran, misalnya hierarkis, prosedural, kronologis, dan/atau spiral, (4) kemungkinan tidaknya keluasan dan kedalaman materi dapat dicapai dalam waktu yang telah disediakan, (5) menyajikan materi ajar yang berkaitan langsung dengan kehidupan sehari-hari siswa-siswi, dan (6) pilihlah materi ajar yang dapat diterapkan, dimanfaatkan atau difungsikan siswa-siswi dalam kehidupan sehari-hari. 




































              
                          














s

P

PEMBELAJARAN TEMATIK


NAMA           : HUSNUL KHOTIMAH
NIM    : 210609012
KELAS          : PG.A


BAB I
PENDAHULUAN

Siswasiswi pada madrasah ibtidaiyah atau sekolah dasar pada kelas satu, dua,dan tiga termasuk pada rentangan usia dini yang seluruh aspek perkembangan kecerdasan (IQ, EQ, dan SQ) tumbuh dan berkembang sangat luar biasa. Pada umumnya tingkat perkembangannya tersebut masih memandang bahwa segala sesuatu itu sebagai keutuhan (holistik) dan mampu memahami hubungan antara konsep secara sederhana. Proses pembelajarannya masih  tergantung pada objek-objek kongkrit dan pengalaman yang dialami siswa-siswi secara langsung.
Pada pembelajaran tematik menawarkan model-model pembelajaran yang menjadikan aktivitas pembelajaran itu relevan dan penuh makna bagi siswa-siswi, baik aktivitas formal maupun informal, meliputi pembelajaran inquiri secara aktif sampai dengan penyerapan pengetahuan dan fakta secara pasif, dengan memberdayakan pengetahuan dan pengalaman siswa-siswi untuk membantunya mengerti dan memahami dunia kehidupannya. Cara pengemasan pengalaman belajar yang dirancang oleh guru yang demikian akan sangat berpengaruh terhadap kebermaknaan pengalaman siswa-siswi dan menjadikan proses pembelajaran lebih efektif dan menarik. Kaitan konseptual yang dipelajari dengan isi bidang studi lain yang relevan akan membentuk skemata, sehingga akan diperoleh keutuhan dan kebulatan pengetahuan. Perolehan keutuhan belajar pengetahuan, dan kebulatan pandangan tentang kehidupan dan dunia nyata hanya dapat direfleksikan melalui pembelajaran terpadu.            
















BAB II
                                                      PEMBAHASAN
MATERI POKOK  DALAM SATU TEMA PEMBELAJARAN

A.    Tema dan Esensi Bidang Studi
Menyusun materi pokok dalam satu tema pembelajaran merupakan langkah lanjutan setelah pemahaman terhadap kompetensi dasar dan indikator serta proses pembuatan jaringan tema. Dalam penyusunan materi pokok ini, ada dua komponen yang terlibat didalamnya, yaitu tema dan esensi bidang studi.
Mengingat model pembelajaran yang dikembangkan adalah model webbed, maka pembahasan dan pemilihan tema menjadi hal mendasar yang harus dikuasai oleh guru. Tema menjadi titik tolak dalam merancang sebuah pembelajaran tematik. Hanya saja pembahasan tentang teknik penentuan tema dan segala hal yang berkaitan dengannya telah dibahas pada paket-paket sebelumnya, maka uraian materi pada paket ini tidak akan secara detail membahas persoalan tersebut. Pembahasan tema pada paket ini lebih ditekankan pada keterkaitannya dengan esensi bidang studi untuk menyusun materi-materi pokok yang digunakan dalam pembelajaran.
Untuk dapat menyusun materi pokok dalam pembelajaran tematik, setidaknya ada dua hal yang harus dipahami oleh guru. Kedua hal tersebut adalah :
1.        Memahami esensi dan karakteristik masing-masing bidang studi.
Memahami esensi dan karakteristik masing-masing bidang studi terkait dengan ruang lingkup dan aspek-aspek mendasar yang dimiliki oleh nasing-masing bidang studi. Pemahaman terhadap hal tersebut akan mempermudah dalam melakukan pemetaan materi yang akan dijaring dalam sebuah tema. Bidang studi Bahasa Indonesia misalnya, terdiri atas aspek menulis, membaca, mendengarkan, berbicara, dan apresiasi sastra. Sementara bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) mencakup dua hal, bekerja secara ilmiah dan pemahaman konsep serta penerapannya. Bekerja secara ilmiah terdiri dari : penyelidikan/penelitian, berkomunikasi ilmiah, pengembangan kreativitas, pemecahan masalah, sikap dan nilai ilmiah. Sementara pemahaman konsep dan penerapannya meliputi hal-hal berikut : makhluk hidup dan proses kehidupan, materi dan perubahannya, energi dan sifatnya, bumi dan alam semesta, pengetahuan alam, lingkungan, teknologi, dan masyarakat. Selain mempermudah dalam pemetaan materi yang akan dijaring dalam suatu tema, pemahaman terhadap esensi dan karakteristik bidang studi juga akan sangat membantu dalam mengembangkan alat-alat dan rubrik-rubrik penilaian serta langkah-langkah pembelajaran pada umumnya.

2.      Memahami kurikulim hasil belajar dengan melakukan identifikasi dan pemetaannya.
Memahami kurikulum hasil belajar dititik beratkan pada pemahaman terhadap unsur-unsur kompetensi dasar, indikator, dan materi pokok yang terdapat pada masing-masing bidang studi sebagaimana tercantum dalam kurikulum. Ketiga hal tersebut (kompetensi dasar, indikator, dan materi pokok) perlu diidentifikasi dan dipetakan sedemikian rupa untuk kemudian dipilih berdasarkan tema yang telah disepakati oleh guru dan siswa-siswi.

B.     Teknik Menyusun Materi Pokok dalam Tema Pembelajaran
Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, penyusunan materi pokok   dalam satu tema pembelajaran diawali dengan pemahaman terhadap esensi dan karakteristik masing-masing bidang studi dan serta pemahaman terhadap kurikulum hasil belajar. Setelah melalui kedua proses tersebut, maka langkah berikutnya adalah memilah-milah kompetensi dasar dan indikator-indikator ke dalam tema-tema yang ada. Terkait dengan kegiatan mencari keterhubungan antara indikator-indikator dengan tema, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :
·         Jangan sampai ada kompetensi dasar dan indikator yang terlewatkan.
·         Tema dan sumber belajar yang digunakan harus benar-benar kontekstual dan aktual.
·         Materi-materi yang akan disajikan dalam satu tema pembelajaran harus mempertimbangkan aspek-aspek ; karakteristik dan tingkat kecerdasan siswa-siswi yang beragam dan pelayanan bagi semua siswa-siswi.
·         Tema dan materi pokok yang disusun di dalamnya harus membentuk keterpaduan yang bersifat komunikatif dan tidak dipaksakan.
·         Memperhatikan efisiensi waktu, sumber belajar, sarana dan pengalaman belajar siswa-siswi.

Selain kelima hal tersebut, dalam menyusun materi-materi dalam satu tema pembelajaran harus mempertimbangkan hal-hal sebagai beikut :
·         Materi dipilih berdasarkan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai.
·         Tingkat keluasan dan kedalaman materi disesuaikan dengan karakteristik siswa-siswi.
·         Penataan materi disesuaikan dengan karakteristik mata pelajaran, misalnya hierarkis prosedural, kronologis, dan/atau spiral.
·         Kemungkinan tidaknya keluasan dan kedalaman materi dapat dicapai dalam waktu yang telah disediakan.
·         Menyajikan materi ajar berkaitan langsung dengan kehidupan sehari-hari siswa-siswi.
·         Pilihlah materi ajar yang dapat diterapkan, dimanfaatkan atau difungsikan siswa-siswi dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk mempermudah pemahaman teknik penyusunan materi pokok dalam satu tema pembelajaran, berikut ini akan dipaparkan contoh penyusunan materi pokok yang diawali dengan pembuatan jaringan tema. Perhatikan jaringan tema di bawah ini yang menghubungkan beberapa mata pelajaran (Matematika, Bahasa Indonesia, IPS, Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan, IPA, Seni Budaya dan Ketrampilan, serta Kewarganegaraan) dengan tema lingkungan.              



                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                           

Dari jaringan tersebut di atas, kemudian disusun matrei pokok pembelajaran sebagai berikut :
1.      Bilangan (Matematika)
2.      Bunyi bahasa (B.Indonesia)
3.      Perkenalan diri (B.Indonesia)
4.      Silsilah keluarga (B.Indonesia)
5.      Pengenalan benda (IPA)
6.      Toleransi kehidupan antar umat beragama (PPKn)
7.      Identitas diri (IPS)
8.      Unsur-unsur seni rupa (Seni, Budaya dan Ketrampilan)
9.      Seni tari (Seni, Budaya dan Ketrampilan)
10.  Menggambar bentuk (Seni, Budaya dan Ketrampilan)
11.  Atletik (Pendidikan jasmani, Olahraga dan Kesehatan)
12.  Senam irama (Pendidikan jasmani, Olahraga dan Kesehatan)



BAB III
KESIMPULAN

Jadi, dari uraian materi di atas, maka dapat disimpulkan; untuk dapat menyusun materi pokok dalam pembelajaran tematik, setidaknya guru memahami : (1) esensi dan karaktristik masing-masing bidang studi , dan (2) kurikulim hasil belajar dengan melakukan identifikasi dan pemetaannya.
Penyusunan materi-materi dalam satu tema pembelajaran harus mempertimbangkan hal-hal : (1) Materi dipilih berdasarkan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai, (2) tingkat keluasan dan kedalaman materi disesuaikan karakteristik mata pelajaran, misalnya hierarkis, prosedural, kronologis, dan/atau spiral, (4) kemungkinan tidaknya keluasan dan kedalaman materi dapat dicapai dalam waktu yang telah disediakan, (5) menyajikan materi ajar yang berkaitan langsung dengan kehidupan sehari-hari siswa-siswi, dan (6) pilihlah materi ajar yang dapat diterapkan, dimanfaatkan atau difungsikan siswa-siswi dalam kehidupan sehari-hari. 




































              
                          














s